Selasa, 09 November 2010

kala gundah tak lagi berpenyejuk ...


mas entah kenapa tiba tiba aku rindu sekali padamu yang paling setia mendengar semua dinamika hidupku dan lalu menenangkan aku dengan sabar meski jadi kamu yang aku omel omeli.
entah kenapa aku jadi ingin sekali mengangkat telepon dan memanggil nomormu untuk bercerita lagi tengah malam.
mas, ternyata kamu terasa begitu nyaman untuk berbagi, terasa begitu tepat bahkan jika aku ingin menangis dibalik telepon.

mas tau tidak tiba tiba kini dalam perjalananku aku temukan banyak sekali ritangan lagi, mas ...
otakku kini rasanya penuuuuhh sekali mau meledak *lagi (aku hampir selalu bilang ini saat aku mumet ya mas? hahhahha)
aku ingin berbagi lagi meski aku tau aku harus tetap memegang pada komitmen yang telah aku ikrarkan sendiri dalam hatiku,
meski aku tau jikapun aku meminta dan lalu berbicara padamu kamu takkan menolak, kamu akan tetap setia seperti biasa, kamu akan tetap dengarkan aku dan beri reaksi yang aku rindu itu, aku tau kamu akan tetap luangkan waktu bagiku dan meski sesibuk apapun dirimu ...

aku tau mas,
aku tau takkan dapat penolakkan

tapi aku cuma mau coba jadi lebih kuat dan matang, itu susah ya ternyata? :(
aku juga tau kamu sedang sangat sibuk maka aku tak mau mengganggu. tapi ada yang merongrong dalam hatiku memaksa aku butuh kamu tetap jadi masku ...
padahal aku yang sudah akhiri semua ya?
maaf karena memang aku childish sekali mas ...

tapi sudah aku bilang kan aku akan tetap sayang mas, karena sebelum status kita berubah bagaimanapun aku sudah merasa kamu sebagai seorang kaka yang mampu dipegang,
dan saat aku minta untuk jadi biasa saja, aku tau menjadi biasa hanya akan menyakitimu.

karena itu, karena aku tak mau menyakitimu, maka aku harus kuat menahan diriku meski sungguh batinku merongrong tergoda melihat namamu dalam kontakku

mas,
ada yang pernah tanya padaku, "ndis gue bingung, jadi perasaan lo sekarang apa?"
aku tak tau lalu harus jawab apa mas...
aku juga bingung karena banyak rasa yang bercampur membentuk konflik dahsyat di sebagian jiwaku

aku sedih, karena ingat bagaimana aku bisa meneleponmu berjam jam dan bercerita saja, lalu kini aku menahan diri.

aku ingat bagaimana rudetnya otakku karena sesuatu atau sedihnya hatiku, lalu aku bisa pakai headsetku tengah malam dan seketika hatiku sudah pulih saja seperti tidak ada apa apa.
kenapa? karena aku temukan solusi dalam kedewasaanmu, aku temukan pemahaman dalam pandanganmu.

aku rindu saat seperti itu lagi ...

tapi heran ya mas, dari semua hal dan masalah dalam dinamika hidupku yang banyak kurasa mampu kau pecahkan dengan begitu baik,
kenapa ya?
kenapa masalah kita yang satu itu tak mampu tertemukan jalan keluarnya dengan mulus seperti biasa kau berikan padaku?

kenapa ya masalah kita yg satu itu tak mampu terpecahkan dan terselesaikan oleh kedewasaanmu kali ini?

kenapa ya akhirnya menyakiti kita seperti ini?

itu kenapa aku yang akhirnya harus membuat keputusan tegas dalam batas kedewasaanku yang masih terukur minim

lalu kenapa yang aku putuskan harus itu ya?
hhmmmh, aku juga belum mengerti dalam penjabaran, tapi aku merasa itu yang terucap dari hati nuraniku waktu itu.

sudahlah, biar aku yang harus mati matian konsekuen pada keputusanku, begitukan jadi dewasa ya mas :)

aku tau kamu juga berjuang dalam pemenuhan keputusanku, maaf ya.

tapi semoga itu jalan terbaik yg memang allah inginkan.

biarlah, tidak apa apa kan kalau aku mau bercerita kepadamu lalu aku perantarakan? meski aku inginnya tetap bercerita denganmu sebetulnya.
tidak apa apa aku masih bisa membayangkan kata katamu seperti biasanya dalam kedewasaanmu yang bahkan terkadang suka aku AGUNGkan. haaah? hahhahahha, KADANG KADANG SAJA !

sudah kan aku bilang mas, kini saja setidaknya aku sudah sedikit lega dan bisa tersenyum lagi, meski tak perlu aku angkat teleponku mendengar suaramu. biar angin atau kata kata ini saja yang berlari menerobos kupingmu, tanpa perlu aku sodorkan tepat dalam radius yang sudah terarah. lagipula kamu biasanya pintar sekali memata mataiku --___--



aku mau jadi konsekuen ya maskuuu, dan meski kau ikuti langkahku sembunyi sembunyi, biarkan aku lepas meraba kedewasaan untuk mampu menggenggamnya.
biar jika aku menangis dan atau meraung.

anggap saja ini seperti aku adalah anak kecil yang sedang berusaha kau dewasakan dengan disiplin.
biar aku mengelola diri lebih baik dalam rinduku akan getar simfoni suaramu yang tidak terlalu merdu itu.

aku tidak mau jadi lemah mas :)

dan aku ingat selalu kata katamu bahwa aku selalu bisa melalui apapun.

aku tau kamu mengakui kehebatanku, maka takkan aku biarkan kamu meragukan kehebatanku itu, mas! hehehhe :p

hati hati ya di ujung kulon, salam untuk owa jawaku tersayang, NOT YOU  :)

sincerely,
duta konservasi penyelamatan owa jawa
hihihi

0 comments:

Posting Komentar