Selasa, 05 April 2011

INFLASI : Masalah Pokok Perekonomian Indonesia #2

Inflasi juga menjadi salah satu masalah perekonomian yang cukup mengkhawatirkan. Kedudukan inflasi di Indonesia sudah separti penyakit endemis dan berakar selama beberapa generasi dan bahkan sudah dimulai menjadi sejarah sejak zaman dahulu kala.
                  
Mari kita bahas tentang  inflasi ini...


    Inflasi  adalah keadaan dimana terdapat kenaikan harga umum secara terus-menerus. Jadi tidak hanya kenaikan harga satu atau dua macam barang saja, melainkan kenaikan harga dari sebagian besar barang dan jasa, dan pula bukan hanya satu atau dua kali kenaikan harga, melainkan kenaikan harga secara terus menerus. Menurut Kenyes, “ lebih melihat pada keserakahan manusia sebagai sebab utama munculnya inflasi ” Inflasi terjadi disebabkan karena berbagai hal. Berikut macam-macam inflasi berdasarkan penyebabnya :
  1. Inflasi permintaan (demand full inflation) : inflasi karena adanya tarikan permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga mendorong harga untuk meningkat. Sisi baik dari inflasi yang disebabkan naiknya permintaan : “Bahwa kenaikan dalam harga, jika diimbangi dengan naiknya komoditi yang diproduksi. Sehinggameskipun harga naik, namun cukup tersedia komoditi dipasar.”
  2. Inflasi penawaraan (cost push inflation) : inflasi karena desakkan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan cost tenaga kerja
  3. Inflasi spiral (spiral inflation) : sifat kenaikan harga yang di dorong oleh kenaikan upah, dan diikuti oleh kenaikan upah lagi

Untuk inflasi yang terjadi di dalam negeri, ini terjadi karena peristiwa-peristiwa dalam negeri, seperti peredaran uang yang terlalu banyak. Sementara untuk inflasi luar negeri , adalah inflasi yang terjadinya di Negara orang. Tetapi inflasi ini sering sekali merembet ke Negara Indonesia. Macam-macam inflasi berdasarkan laju pertumbuhannya :
  1. Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30-100% per tahun)
  4. Hiperinflasi (diatas 100% per tahun)

Pengklasifikasian jenis inflasi ini berguna umtuk melihat dampak dari inflasi tersebut. Apabila hanya inflasi ringan, biasanya justru malah berdampak positif seperti memberi dorongan pada perekonomian kita untuk berkembang. Tapi saat sudah mencapai tinkat inflasi yang parah, yaitu saat hiperinflasi, keadaan perekonomian akan lesu, kacau balau.

Harga akan melesat naik, para penerima pendapatan tetap akan jadi kewalahan dalam mengimbangi kenaikan ini, akibatnya taraf hidup jadi merosot dan akan terus bertambah parah. Sementara bagi para pengusaha di bagian penghasil barang, kenaikan harga yang begitu cepat ini menyebabkan terjadinya spekulasi di tingkat tinggi. Tabungan bisa lenyap seketika dan berganti dengan hoarding yang berarti penyimpanan dalam bentuk barang. Langkah ini diambil karena bisa lebih menguntungkan saat harga-harga melonjak naik. Akibat keseluruhannya jumlah barang dan jasa akan menjadi langka dalam perekonomian, sehingga ini malah akan memperparah kanaikan, bukanmeredakannya.

Nilai uang akan terus merosot, yang menjadiakan uang tidak lagi berharga. Ini akan berdampak sangat buruk dan membahayakan. Seperti berbagai hal di dunia ini, inflasi juga memiliki dua sisi. Yaitu sisi positif dan sisi negative.
  • Sisi Positif : Inflasi yang terkendali menggambarkan adanya aktifitas ekonomi dalam suatu Negara. Inflasi terkendali juga merangsang masyarakat untuk berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraannya.
  • Sisi Negatif : Inflasi akan menjadikan turunnya pendapatan rill masyarakat yang memilih penghasilan tetap. Inflasi juga m enyebabkan turunnya nilai rill kekayaan masyarakat yang berbentuk kas (uang). Inflasi akan menyebabkan nilai tabungan masyarakat menjadi turun. Dan inflasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terlambat.

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi. Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

Top of the record sejarah inflasi Indonesia dipegang pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi -akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5 persen setahun.

Awal mula penurunan perekonomian Indonesia mulai ditandai pada tahun 1997, dimana awal krisis terjadi. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat rendah, karena hanya berkisar pada 4,7% padahal tahun sebelumnya bisa mencapai 7,8%. Kondisi keamanan yang tidak kondusif ini yang mempengaruhi iklim investasi kita. Ini yang luput dari perhatian pemerintah, padahal hal ini sangat berhubungan dengan penerimaan Negara beserta pertumbuhan ekonominya.

Tapi untuk beberapa tahun belakangan, tingkat inflasi kita telah menurun dan berada pada nilai seperti tabel di bawah ini :



0 comments:

Posting Komentar