Jumat, 03 Februari 2012

What's The Best Technology For Our System-Fixer Firm ?

Jika tercetus pertanyaan seperti ini,
Apa teknologi yang terbaik untuk memperbaiki sistem perusahaan kami?
Ini adalah hal yang sangat tergantung kepada seberapa besar harapan dari perusahaan tersebut untuk memproduksi dan memperoleh keuntungan. Tergantung juga kepada jenis perusahaannya.
Ada banyak jenis teknologi yang bisa diaplikasikan untuk memperbaiki sistem dari perusahaan agar dapat melakukan efisiensi, seperti penggantian karyawan manual menjadi tenaga mesin untuk mengasilkan sesuatu atau penggunaan teknologi dalam penanganan data data yang dimiliki perusahaan tersebut, seperti penggunaan software-software akuntansi untuk melakukan pencatatan dan pembukuan perusahaan. 
Untuk sebuah perusahaan padat karya, misalnya pada perusahaan garmen, penggunaan teknologi ini bisa dilakukan di berbagai sisi dan memberikan efisiensi.
Contohnya penggantian penggunaan teknologi pada tenaga penjahit, yang tadinya menggunakan tenaga manual padat karya yang tiap pieces bajunya dikerjakan secara manual oleh pegawai satu persatu jadi diganti menggunakan mesin berteknologi tinggi yang bisa membuat baju dengan efisiensi kain dan waktu. Seperti data pada table yang tertera dibawah ini :


Jumlah Kain
Waktu
Jumlah baju
Padat karya
100 m2
3 hari
10 pieces
Padat Teknologi
100 m2
1 hari
20 pieces
                          
Penggunaan padat teknologi pada pengerjaan sebuah baju, seperti pada table yang tertera di atas akan memberikan efisiensi pada sisi waktu dan jumlah baju yang dihasilkan.  Misalnya pada sebuah perusahaan garmen, dengan jumlah bahan kain yang sama yaitu 100 m2 apabila menggunakan padat karya dengan cara manual mereka bisa membuat 10 pieces  baju dengan waktu 3hari. Sementara apabila pengerjaannya dilakukan otomatis dengan padat teknologi menggunakan mesin, dengan 100 m2 kain perusahaan dapat menghasilkan 20 pieces baju dalam waktu yang hanya satu hari. Tentu ini memberikan efisiensi yang cukup banyak, apalagi biaya yang dikeluarkan untuk upah juga akan berkurang seiring dengan berkurangnya jumlah pegawai dan biaya yang dikeluarkan untuk sebuah mesin hanya sejumlah pembelian awal dan maintenance dari mesin tersebut saja secara berkala dan tidak setiap saat.
Contoh lain adalah di bidang sistem informasi dan pengolahan data. Dengan menggunakan teknologi tinggi, yaitu komputerisasi sistem data di pabrik secara otomatis tentu saja akan banyak waktu yang menjadi lebih padat sehingga perusahaan menjadi lebih efisien. Dari jumlah tenaga yang dipakai juga akan berkurang karena kerjanya sudah banyak digantikan dengan teknologi secara otomatis. Biaya gaji tentu akan berkurang dan hal ini juga memilimalisasi kesalahan-kesalahan data yang dapat dilakukan oleh manusia dikarenakan menurunnya tingkat konsentrasi.
Untuk sisi perusahaan penggunaan padat teknologi ini memang baik, tapi hal ini tidak juga dapat dilihat dari hanya satu sisi, bagaimana di sisi dampak bagi perekonomian Indonesia?
Padat teknologi memang memberikan banyak efisiensi pada sebuah perusahaan, tetapi pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini dimana banyak sekali pengangguran hal ini akan memberikan lebih banyak lagi angka pengangguran. Banyaknya pengangguran juga tentu akan mengganggu stabilitas ekonomi negara, karena itu ini juga harus menjadi suatu pertimbangan. Nah, masalahnya lagi adalah ketersediaan tenaga kerja kita yang kurang dapat berkompetisi karena kurangnya tingkat pendidikan dan kreativitas. Jadi yang bisa mereka lakukan hanya terpaku menjadi buruh, sementara yang dibutuhkan negara ini adalah orang-orang yang dapat memberikan inovasi untuk memberikan efisiensi bagi perusahaan, sehingga tenaga kerja ini bisa dijasikan tenaga kerja ahli dan tidak hanya sebagai buruh. Kalau begitu kan dari sisi efisiensi perusahaan dapat terwujud, sementara tingkat kesejahteraan hidup mereka juga akan meningkat. Ini yang memang perlu diseriusi oleh pemerintah, untuk meningkatkan hard skill dan soft skill tenaga kerja kita agar dapat menciptakan kualitas dan efisiensi yang lebih baik di negara kita ini.

0 comments:

Posting Komentar