Bank memiliki mekanisme pelayanan sebagai alur untuk
melayani nasabah dalam berbagai macam layanan yang dimiliki oleh bank tersebut. Berkaitan juga dengan fungsinya sebagai lembaga penyalur dan penghimpun dana masyarakat. Bank harus dapat mengelola dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana (source of fund) dan dapat menyalurkannya ke masyarakat yang membutuhkan (use of fund). Pada sistem akuntansi perbankan juga memiliki sisi asset dan liabilities seperti akuntansi pada umumnya. Pada sisi asset terdapat cash reserves, loan, securities, dan other asset. Apabila ada kegiatan terjadi di sisi ini maka akan ada pertambahan di debet dan pengurangan di sisi kredit. Sementara itu di sisi liabilities terdapat deposito, securities, dan capital. setiap kegiatan yang terjadi di sisi ini akan menambah kredit danpengurangan pada debet.
Disini saya juga akan menjelaskan sedikit tentang mekanisme beberapa pelayanan pada bank.
Disini saya juga akan menjelaskan sedikit tentang mekanisme beberapa pelayanan pada bank.
KLIRING
Kliring adalah cara penyelesaian hutang-piutang dengan
menggunakan surat berharga. Kliring ini bisa terjadi jika nasabah ingin
melakukan pertukaran dengan menggunakan uang giral. Pembayaran menggunakan uang
giral ini tidak dapat langsung dilakukan begitu saja, pada aplikasinya untuk melakukan
transaksi menggunakan uang giral ini harus melibatkan Bank Indonesia sebagai
perantara dan termasuk sebagai pembuat peraturan mengingat perannya sebagai
bank sentral. Dalam pelaksanaannya, untuk dapat melakukan proses kliring ini
setiap bank harus memiliki simpanan giro masing-masing di Bank Indonesia, dan
untuk jumlahnya ada peraturan tentang Giro Wajib Minimum (GWM). GWM ini adalah
batas minimum sebuah bank harus melakukan simpanan giro mereka untuk dapat
melakukan kliring. Jumlah GWM adalah
sebesar 8% dari total jumlah uang simpanan pihak ketiga di bank tersebut.
Berikut akan saya berikan contoh kasus untuk
mengilustrasikan bagaimana mekanisme kliring.
Kasus 1 :
Edward, nasabah dari bank Siti membeli furniture sebesar 50
juta rupiah kepada bella yang merupakan nasabah dari bank karman. Edward
melakukan pembayaran dengan menggunakan cek. Karena terdapat perbedaan bank
diantara mereka, maka untuk transaksi mereka akan menggunakan proses kliring.
Proses kliring yang dilakukan antar bank siti dan bank
karman in diperantarai oleh Bank Indonesia. Untuk dapat melakukan proses
kliring ini kedua bank harus memiliki simpanan Giro di Bank Indonesia, yang
jumlah minimumnya telah ditentukan yaitu sebesar 8% dari jumlah simpanan
deposit nasabah di bank tersebut. Proses transfer antar kedua bank ini akan
diselesaikan dengan transfer antar rekening Koran.
Edward akan memberikan cek kepada Bella. Bella akan
mencairkan cek di bank karman, maka bank karman akan mengirimkan NDK (nota
debet keluar) ke BI. Lalu BI mengirimkan Nota Debet Masuk (NDM) ke bank siti.
Maka setelah itu uang pada tabungan Edward di bank siti akan berkurang seiring
denga bella yang memperoleh tambahan uang pada tabungannya di bank karman.
Pencatatannya:
·
Bank Siti :
Debet giro Edward
Kredit r/k pada BI
·
Bank Karman :
Debet r/k pada BI
Kredit tabungan bella
·
Bank Indonesia :
Debet r/k bank siti
Kredit r/k bank karman
Jika pada kasus ini ditemukan bahwa uang Edward di tabungannya tidak
mencukupi untuk membayar cek ini , maka aka nada yang bernama Tolakan Kliring. Tolakan Kliring
disampaikan lewat surat yang biasanya hadir pada sore hari setelah di pagi hari
surat permohonan kliring ini dikirimkan. Jika seorang nasabah tekena tolakan
kliring ini maka orang tersebut berpotensi di blacklist dari kegiatan
kliring ini. Tolakan kliring juga menyebabkan berubahnya pencatatan yang
berubah. Perubahannya adalah dengan membalik posisi pencatatan di atas,
sehingga hasilnya menjadi :
Pencatatannya:
·
Bank Siti :
Kredit giro Edward
Debet r/k pada BI
·
Bank Karman :
Kredit r/k pada BI
Debet tabungan bella
·
Bank Indonesia :
Kredit r/k bank siti
Debet r/k bank karman
Kasus 2 :
Bella ingin memberikan hadiah kepada Edward yaitu dengan
mengirimkannya uang sebesar 100 juta rupiah. Lagi lagi transaksi mereka akan
menggunakan proses kliring.
Bella mengirimkan uang kepada Edward sejumlah 100 juta
rupiah. Bank karman akan mengirimkan Nota Kredit Keluar (NKK) kepada BI. Lalu
BI mengirimkan Nota Kebet Masuk (NKM) ke bank siti. Maka setelah itu uang pada
tabungan Belladi bank karman akan berkurang seiring denga bertambahnya uang
pada saldo tabungan Edward.
Pencatatannya:
·
Bank Siti :
Debet r/k pada BI
Kredit Giro Edward
·
Bank Karman :
Debet tabungan Bella
Kredit r/k pada BI
·
Bank Indonesia :
Debet r/k bank karman
Kredit r/k bank siti
Dalam
mekanisme kegiatan deposit bank yang terdiri dari tabungan, depsito berjangka,
dan giro, ketiga komponen ini dianggap sebagai suatu kewajiban karena
sesungguhnya bank memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana tersebut ke
nasabahnya. Itulah kenapa rekening-rekening ini ditempatkan di sisi liability
oleh bank. Bank ini juga melakukan pinbuk
atau kegiatan pindah buku. Pinbuk
ini sendiri dibagi menjadi dua yaitu pinbuk
debet dan pinbuk kredit.
Misalnya
contoh kasus pada pemindah bukuan dari saldo deposito berjangka ke rekening
tabungan. Bagi rekening deposito berjangka itu adalah pinbuk debet dikarenakan
dananya berkurang di debet, sementara bagi rekening tabungan itu adalah pinbuk
kredit dikarenakan adanya pertambahan dana ke rekening tabungannya.
Dalam
cerita transaksi kliring ini tadi telah disebutkan bahwa adanya GWM. Nah dari
patokan GWM ini dikenal lah adanya kalah dan menang kliring. Kalah atau menang
ini adalah kelebihan atu kekurangan jumlah giro sebuah bank yang disimpan di
BI. Jumlahnya ini dihitung berdasarkan patokan jenis surat / nota kliring pada
suatu bank ini jumlah akhirnya + atau – sesuai dengan peraturan bagaimana surat
tersebut berpengaruh pada saldo di BI. Berikut adalah peraturan surat kliring
terhadap nilai saldo di BI :
Contoh
penghitungan komposisi simpanan kliring pada BI :
Misalkan
bank siti memiliki nilai deposit sebesar 100 juta, maka GWM untuk bank siti
adalah sebesar 8 juta, bank siti melakukan simpanan giro pada BI sejumlah 8
juta saja sesuai dengan GWM. Lalu ada bank
karman yang memiliki jumlah deposit 200 juta dan berarti jumlah GWMnya 16 juta,
bank ini memilih untuk melakukan simpanan giro sebesar 20 juta pada BI,
melampaui GWMnya. Berarti bank karman ini memiliki 16 juta LRR (Legal Reserve Requirement) sebagai GWM wajib dan 4 juta
ER (Excess Reserves) sebagai kelebihan simpanan yang bisa
digunakan untuk berjaga-jaga. Nah suatu saat bank siti mengalami kalah
kliring sebesar 2 juta, maka skemanya seperti dibawah ini.
Bank
siti mengalami kalah kliring sebesar 2 juta, nah jika saldo simpanan kliringnya
dijumlahkan maka hasilnya hanya 6 juta yang berarti kurang dari GWM. Untuk itu
bank siti harus membayar dulu hutang simpanan gironya yg sebesar 2 juta minimal
itu sampai memenuhi GWM untuk dapat melakukan transaksi giro lagi. Karena jika
jumlah simpanan giro suatu bank dibawah GWM maka bank tersebut tidak akan bisa
melakukan transaksi dengan menggunakan giro lagi sampai jumlah GWMnya
terpenuhi. Tetapi pembayaran kekurangan ini tidak dapat dilakukan dengan
langsung menyetorkan uang sejumlah 2 juta kepada bank Indonesia. Bank siti
harus mencari teman bank lainnya yang memiliki ER untuk dipinjam guna menutupi
kekurangan GWMnya kepada bank. Maka dalam kasus ini pergilah bank siti ke bank
karman dan meminta pertolongan pinjaman ER. Nanti bank siti harus membayar
cicilan + Bunga kepada bank karman. Proses ini disebur dengan Call Money yaitu dimana bank yang memiliki kekalahan kliring harus meminjam kemenangan kliring bank lain karena untuk menutupinya tidak dapat langsung menyetorkan uang ke Bank Indonesia.
Nah
disinilah gunanya para pekerja pekerja di bank yang harus dapat menganalisis
dengan cepat dan tepat tentang berapa jumlah simpanan giro yang harus di
titipkan pada BI. Dalam prakteknya di Indonesia masih ada beberapa bank yang
daya analisisnya buruk dan akhirnya bank tersebut terus –terusan mengalami
kalah kliring yang menyebabkan dia harus meminjam simpanan giro terus dan sudah
sampai terlalu banyak dimana bank tersebut sudah tidak mampu membayar dan
kepercayaan bank lain pun sudah tidak ada untuk memberikan simpanan giro kepada
bank tersebut, maka bank tersebut akan segera menghadapi likuidasi dikarenakan
tingkat likuiditas perusahaannya yang buruk.
Kliring Luar Negeri
Kliring juga dapat terjadi antara
dua negara. Misalnya untuk kasus dengan gambar dibawah ini.
Atun di Saudi ingin mengirimkan uang kepada Joko di Indonesia,
maka Atun harus mencari bank di Saudi yang memiliki correspondent (hubungan)
dengan bank di Indonesia. Ditemukanlah misalnya bank of Saudi yang memiliki
correspondent dengan bank BNI. Setelah ditemukan bank ini, ada 2 cara yang
dapat dilakukan, yaitu:
- Bank draft : Atun akan memberikan uang ke bank of Saudi dan mengatakan bahwa ia ingin mengirim uang ini kepada Joko di Indonesia, maka Atun akan diberikan sebuah surat yang harus dikirimkan kepada Joko, dimana dengan surat itu Joko dapat menebusnya di Bank BNI terdekat untuk mencairkan uangnya.
- Payment order : disini Atun sebagai nasabah dari bank of Saudi akan mengajukan permohonan transfer, lalu bank of Saudi akan melakukan kliring dengan bank BNI dimana Joko terdaftar sebagai nasabah disana, lalu Joko akan dapat mengambil uang pemberian Atun ini di Indonesia.
TRANSFER
Transfer
adalah jasa bank untuk pengiriman dana, baik itu ke sesame bank atau ke bank
lain, di daerah yang sama atau dengan daerah yang berbeda atas permintaan
nasabahnya. Pada transfer disini akan dijelaskan mekanisme dari dua macam
transfer antar daerah.
Transfer Antar Daerah #1
Pada
kasus dari gambar diatas ini adalah Atun yang merupakan nasabah dari bank BRI
Jakarta ingin mengirimkan uang kepada Joko yang merupakan nasabah dari bank BPD
Papua. Maka agar uang tersebut dapat sampai ke tangan Joko harus dilalui
berbagai tahapan terlebih dahulu. Karena BPD Papua tidak memiliki cabang di
Jakarta maka BRI mencari kota dimana disana terdapat cabang dari BPD Papua dan
juga cabang dari bank BRI itu sendiri. Contohnya misalnya di kota Makassar. Untuk
dapat sampai uang tersebut maka BRI Jakarta
harus mentransfer uang kepada BRI Makassar dan setelah itu BRI Makassar akan
melakukan kliring dengan BPD Papua di Makassar melalui perantara BI agar dana
itu bias sampai di BPD Papua cabang Makassar yang selanjutnya uang tersebut
akan di transfer kepada BPD papua agar bias sampai ke tangan Joko.
Pencatatannya :
Transfer Antar Daerah #2
Pencatatannya :
·
Bank BRI Jakarta :
Debet tabungan atun
Kredit Rekening Antar Kantor (RAK)
·
Bank BRI Makassar :
Debet RAK
Kredit r/k pada BI
· BPD Papua Makassar :
Debet r/k pada BI
Kredit RAK
·
BPD Papua :
Debet RAK
Kredit giro jokoTransfer Antar Daerah #2
Pada
kasus dari gambar diatas ini adalah Atun yang merupakan nasabah dari bank Niaga
Jakarta ingin mengirimkan uang kepada Joko yang merupakan nasabah dari bank BPD
Papua. Maka agar uang tersebut dapat sampai ke tangan Joko harus dilalui
berbagai tahapan terlebih dahulu. Pada kasus ini bank Niaga tidak memiliki
cabang di tempat yang sama dengan BPD Papua, karena itu bank Niaga mencari bank
lain yang memiliki cabang di tempat yang sama dengan BPD Papua, nah
ditemukanlah bank BRI. Sebetulnya tahapannya dengan kasus sebelumnya adalah
sama, hanya saja di kasus ini sebelum terjadi transfer antara bank BRI Jakarta dan
BRI Makassar terjadi dulu kliring antara bank Niaga Jakarta kepada bank BRI Jakarta.
Lalu yang lain berlangsung sama kemudian. Untuk pencatatannya pun sudah dapat terlihat di gambar di atas.
Kliring Luar Negeri
Kliring juga dapat terjadi antara
dua negara. Misalnya untuk kasus dengan gambar dibawah ini.
Atun di Saudi ingin mengirimkan uang kepada Joko di Indonesia,
maka Atun harus mencari bank di Saudi yang memiliki correspondent (hubungan)
dengan bank di Indonesia. Ditemukanlah misalnya bank of Saudi yang memiliki
correspondent dengan bank BNI. Setelah ditemukan bank ini, ada 2 cara yang
dapat dilakukan, yaitu:
1.
Bank draft
: Atun akan memberikan uang ke bank of Saudi dan mengatakan bahwa ia ingin
mengirim uang ini kepada Joko di Indonesia, maka Atun akan diberikan sebuah
surat yang harus dikirimkan kepada Joko, dimana dengan surat itu Joko dapat
menebusnya di Bank BNI terdekat untuk mencairkan uangnya.
2. Payment order : disini Atun sebagai
nasabah dari bank of Saudi akan mengajukan permohonan transfer, lalu bank of Saudi
akan melakukan kliring dengan bank BNI dimana Joko terdaftar sebagai nasabah
disana, lalu Joko akan dapat mengambil uang pemberian Atun ini di Indonesia.
PORTOFOLIO KEUANGAN
Portofolio keuangan ini bertugas untuk menunjukkan bagaimana
neraca bank memperlihatkan posisi keuangan Bank baik dari segi sumber dana Bank
( Resource of Fund ) ataupun dari segi penggunaan dana ( Use of Fund ) . Dari
sisi assets neraca Bank terdapat cash reserves yang terdiri dari kas dan
rekening koran pada BI , cash reserves merupakan penentu likuidasi suatu bank ,
jika suatu bank mempunyai masalah terhadap cash reserves maka bank tersebut
juga mempunyai ancama untuk dilikuidasi. Lalu loan atau pinjaman dari bank
kepada masyarakat, ini adalah cash outflow terbesar. Dana loan ini berasal dari
deposit yang merupakan kumpulan dana dari nasabah atau pihak ketiga. Dana loan
harus memenuhi syarat seperti gambar dibawah ini.
Selain itu bank juga memiliki KUK (Kredit Usaha Rakyat)/ KIK
yang berjumlah seminimalnya 20% dari
jumlah loan.
Dari sini dapat dijelaskan bahwa loan tentu saja melibatkan
deposit dan capital, yang dengan keadaan ini bisa memungkinkan bank untuk
menjadi penambah nilai modal atau money multipier sebesar 10% dan bank juga
harus menerapkan prinsip kehati-hatian karena ada dana loan yang berasal dari
capital. Semakin tinggi nilai deposit maka tentu nilai modal akan semakin
tinggi.
Untuk securities, kepada securities di sisi asset transaksi
di dalamnya itu adalah pembelian surat berharga, obligasi, dll. Intinya dia
bertugas menyalurkan dana yang telah dihimpun. Sementara pada securities di
sisi liabilities securitas seperti obligasi, saham, dll ini adalah yang harus
dijual kepada masyarakat untuk menghimpun dana.
METODE PERHITUNGAN
BUNGA TABUNGAN
Pada setiap akhir periode seorang nasabah pasti mendapatkan
bunga dari tabungan yang dimilikinya. Bunga atau tambahan dana ini akan
terakumulasi secara otomatis kedalam jumlah rekening tabungannya. Dan untuk
setiap pertambahan dana yang disebabkan oleh bunga ini akan terakumulasi juga
dengan dana aslinya dan menjadi saldo awal di awal bulan selanjutnya. Rumus untuk
perhitungan bunga tersebut adalah :
Contoh ilustrasi adalah misalnya
Atun yang memiliki rekening di bank siti dan berikut adalah :
Metode penghitungan bunga pada bulan mei ini bisa dengan
tiga cara, yaitu :
1.
Metode saldo terendah : perhitungan bunga dengan
menggunakan saldo terendah selama bulan berjalan.
2.
Metode saldo rata-rata : perhitungan bunganya
didasarkan pada saldo rata-rata nasabah dalam bulan berjalan. Sehingga saldo
memang harus dihitung terlebih dahulu rata-rata hariannya.
3.
Metode saldo harian : disini bunga tabungan
dihitung dengan menjumlahkan perhitungan bunga setiap hari.
METODE PERHITUNGAN
BUNGA KREDIT
Penghitungan bunga kredit dapat dilakukan dengan 2 cara:
- Flat (pembayaran cicilan sama per bulan): bunga flat ini kebanyakan digunakan pada hutang jangka panjang, investasi, dan leasing jangka panjang. Misalnya jika atun meminjam 10 juta ke bank dengan bunga 10% untuk tiga tahun, maka cicilan perbulan yang harus dibayarnya adalah :
- Annuitas (pembayaran cicilan berbeda tiap bulan): bunga metode ini biasanya digunakan oleh credit card. Contohnya adalah kredit atun seperti dibawah ini: