Sementara di Indonesia ini menurut saya masalah pengangguran paling mendasar dan masih belum dapat terpecahkan oleh pemerintah. Padahal pemerintah itu ibarat nahkoda yang mengendalikan sebuah kapal. Dalam jangka pendek saja nahkoda seharusnya bisa membuat keputusan-keputusan dan kebijakan untuk menyelamatkan kapalnya. Dengan antisipasi yang matang dan tidak lupa memikirkan semua aspek dari segala sudut. Ini harus dilakukan agar kapalnya mampu mencapai tujuan yang diinginkannya dengan target-target tertentu dan memiliki performa yang baik dan stabil sampai jangka panjang.
Mari kita bahas tentang pengangguran kali ini…
Pengangguran
Indonesia memiliki permasalahan kronis pada penyakit yang satu ini, pengangguran. Bayangkan saja angka pengangguran di Indonesia telah menembus angka lebih dari 2 juta! Ini sangat memprihatinkan. Pengangguran memang terjadi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang jauh lebih kecil disbanding jumlah tenaga kerjanya. Tapi itu bukan semata factor penyebabnya, karena kalau memang betul-betul begitu kenapa masiih ada orang-orang luar negeri yang bekerja di Negara kita? Bahkan orang-orang tersebut diambil sebagai tenaga ahli dengan gaji yang fantastis, ini sungguh menyedihkan.
Kenapa itu bisa terjadi?
Karena tenaga kerja kita yang tersisa minim kualitas. Ini yang harusnya jadi tantangan terbesar bagi para mahasiswa, bayangkan saja berapa juta orang yang lulus di saat bersamaan dan berapa banyak lapangan kerja yang tersedia? Para mahasiswa ini seharusnya memiliki nilai lebih untuk dapat menembus dunia kerja. Tidak cukup hanya modal materi perkuliahan dari kampus. Karena calon-calon pekerja masa kini memang dituntut untuk kreatif, ber-atittude baik, dan memiliki pengalaman. Karena kualitas ini yang membuat perusahaan-perusahaan jadi malas menerima tenaga kerja dalam negeri dan malah merekrut dari luar negeri. Sayang sekali kan hal ini.
Lebih baik lagi jika setelah lulus mereka bisa berwirausaha sendiri mengembangkan kreativitasnya dan membuka lapangan pekerjaan. Karena memang salah satu cirri Negara maju adalah yang jumlah wirausahawannya hampir menembus angka 2%, sementara kita hanya sekitar 0.8% wirausahawan.
Kemampuan wirausaha ini juga seharusnya dipupuk dan ditanamkan kepada para generasi muda, mereka bisa lebih leluasa menyalurkan ide, sekaligus juga membuka kesempatan bagi orang lain. Untungnya sekarang-sekarang ini kesadaran akan baiknya berwirausaha sudah mulai muncul. Sehingga suah banyak buku-buku tentang contoh wirausahawan sukses beserta motivasi dan tips-tipsnya. Seminar-seminar yang menyangkut kewirausahawan pun sudah cukup banyak.
Jenis-jenis pengangguran dapat dibedakan menjadi :
- Pengangguran terselubung : tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal krena suatu alas an tertentu.
- Setenngah menganggur : tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya mereka hanya bekerja <35 jam/minggu.
- Pengangguran terbuka : tenaga kerja yang betul-betul tidak memiliki pekerjaan.
Sementara kalau dilihat dari sisi penyebabnya, pengangguran terbagi atas :
- Pengangguran friksionil : pengangguran karena seseorang memang lebih memilih menganggur sambil menunggu pekerjaan yang lebih baik dari segi fasilitas dan aspek keadaannya.
- Pengangguran structural : pengangguran karena seseorang di phk atau diberhentikan oleh perusahaan. Biasanya karena kondisi perusahaan yang sedang mengalami kemunduran sehingga terpaksa mengurangi tnaga kerja.
- Pengangguran teknologi : penganggurah karena penggantian tenaga kerja oleh teknologi sering dengan kemajuan teknologi.
- Pengangguran silikal : pengangguran karena pengurangan tenaga kerja secara menyeluruh saat kemunduran dan resesi ekonomi. Ini mirip pengangguran structural, tapi kejadiannya lebih menyeluruh.
- Pengangguran musiman : pengangguran karena musim. Jenis ini sering terjadi pada sector pertanian.
- Pengangguran konjungtural ; pengangguran karena perubahan gelombang naik turun kehidupan ekonomi.
Penyebab terjadinya pengangguran:
- Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
- Struktur lapangan kerja tidak seimbang
- Kebutuhan jumlah dan jenis terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
- Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia.
- Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja angkatan daerah tidak seimbang.
Terhadap perekonomian Negara saja, pengangguran bisa menyebabkan tidak bisanya masyarakat mencapai tingkat maksimal kemakmurannya, pendapatan nasional dari sector pajak juga sudah tentu akan berkurang, belum lagi pengangguran itu tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi yang bisa berakibat tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomi tidak akan terpacu.
Selain itu dari sisi individu pelaku dan masyarakat pun kena imbas. Pengangguran tentu saja dapat menghilangkan mata pencaharian, itu sudah jelas bisa memperburuk keadaan perekonomian sebuah keluarga. Pengangguran juga dapat menghilangkan keterampilan, ini bisa terpengaruh dari sisi psikologis karena sedih atau frustasi, bisa juga karena dalam jangka waktu lama tidak pernah diasah kemampuannya. Setelah itu pengangguran akan sampai menimbulkan ketidakstabilan social politik.
Beberapa waktu belakangan ini , pemerintah kita memang mengabarkan bahwa angka pengangguran di Indonesia ini sudah berkurang. Tapi tentu itu belum cukup, karena mengingat angkanya saja masih di atas 2juta. Sejauh ini usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut :
- Mencoba mengatasi masalah pertumbuhan penduduk, yang salah satu caranya dengan menggunakan KB.
- Jumlah sector pengeliaran akan ditambah oleh pihak pemerintah ataupun swasta. Ini guna mendunkung terciptanya peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan memberi peluang lebih.
- Dipihak lain, peningkatan kualitas pada sector pendidikan sumber daya kea rah yang lebih mendesak. Seperti pendirian pusat-pusat latihan kerja, tempat-tempat kursus keahlian, dan pemberian kemudahan kepada sekolah-sekolah kejuruan
- Setelah itu kesempatan lapangan kerja di daerah-daerah juga dicoba ditingkatkan
- Dan tidak lupa sector luar negeri. Pengiriman para tenaga kerja Indonesia ke berbagai Negara. Sayangnya untuk poin ini tenaga kerja kita yang di ekspor itu kebanyakan menjadi pembantu atau buruh, bukan tenaga ahli.
0 comments:
Posting Komentar