Rabu, 06 Juni 2012

Mekanisme Perbankan


Bank memiliki mekanisme pelayanan sebagai alur untuk melayani nasabah dalam berbagai macam layanan yang dimiliki oleh bank tersebut. Berkaitan juga dengan fungsinya sebagai lembaga penyalur dan penghimpun dana masyarakat. Bank harus dapat mengelola dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana (source of fund) dan dapat menyalurkannya ke masyarakat yang membutuhkan (use of fund). Pada sistem akuntansi perbankan juga memiliki sisi asset dan liabilities seperti akuntansi pada umumnya. Pada sisi asset terdapat cash reserves, loan, securities, dan other asset. Apabila ada kegiatan terjadi di sisi ini maka akan ada pertambahan di debet dan pengurangan di sisi kredit. Sementara itu di sisi liabilities terdapat deposito, securities, dan capital. setiap kegiatan yang terjadi di sisi ini akan menambah kredit danpengurangan pada debet.
Disini saya juga akan menjelaskan sedikit tentang mekanisme beberapa pelayanan pada bank.

KLIRING
Kliring adalah cara penyelesaian hutang-piutang dengan menggunakan surat berharga. Kliring ini bisa terjadi jika nasabah ingin melakukan pertukaran dengan menggunakan uang giral. Pembayaran menggunakan uang giral ini tidak dapat langsung dilakukan begitu saja, pada aplikasinya untuk melakukan transaksi menggunakan uang giral ini harus melibatkan Bank Indonesia sebagai perantara dan termasuk sebagai pembuat peraturan mengingat perannya sebagai bank sentral. Dalam pelaksanaannya, untuk dapat melakukan proses kliring ini setiap bank harus memiliki simpanan giro masing-masing di Bank Indonesia, dan untuk jumlahnya ada peraturan tentang Giro Wajib Minimum (GWM). GWM ini adalah batas minimum sebuah bank harus melakukan simpanan giro mereka untuk dapat melakukan kliring. Jumlah GWM adalah sebesar 8% dari total jumlah uang simpanan pihak ketiga di bank tersebut. 

Berikut akan saya berikan contoh kasus untuk mengilustrasikan bagaimana mekanisme kliring.
Kasus 1 :
Edward, nasabah dari bank Siti membeli furniture sebesar 50 juta rupiah kepada bella yang merupakan nasabah dari bank karman. Edward melakukan pembayaran dengan menggunakan cek. Karena terdapat perbedaan bank diantara mereka, maka untuk transaksi mereka akan menggunakan proses kliring.
Proses kliring yang dilakukan antar bank siti dan bank karman in diperantarai oleh Bank Indonesia. Untuk dapat melakukan proses kliring ini kedua bank harus memiliki simpanan Giro di Bank Indonesia, yang jumlah minimumnya telah ditentukan yaitu sebesar 8% dari jumlah simpanan deposit nasabah di bank tersebut. Proses transfer antar kedua bank ini akan diselesaikan dengan transfer antar rekening Koran.
Edward akan memberikan cek kepada Bella. Bella akan mencairkan cek di bank karman, maka bank karman akan mengirimkan NDK (nota debet keluar) ke BI. Lalu BI mengirimkan Nota Debet Masuk (NDM) ke bank siti. Maka setelah itu uang pada tabungan Edward di bank siti akan berkurang seiring denga bella yang memperoleh tambahan uang pada tabungannya di bank karman.
Pencatatannya:
·         Bank Siti :
Debet giro Edward
Kredit r/k pada BI

·         Bank Karman :
Debet r/k pada BI
Kredit tabungan bella

·         Bank Indonesia :
Debet r/k bank siti
Kredit r/k bank karman
             
Jika pada kasus ini ditemukan bahwa uang Edward di tabungannya tidak mencukupi untuk membayar cek ini , maka aka nada yang bernama Tolakan Kliring. Tolakan Kliring disampaikan lewat surat yang biasanya hadir pada sore hari setelah di pagi hari surat permohonan kliring ini dikirimkan. Jika seorang nasabah tekena tolakan kliring ini maka orang tersebut berpotensi di blacklist  dari kegiatan kliring ini. Tolakan kliring juga menyebabkan berubahnya pencatatan yang berubah. Perubahannya adalah dengan membalik posisi pencatatan di atas, sehingga hasilnya menjadi :

Pencatatannya:
·         Bank Siti :
Kredit giro Edward
Debet r/k pada BI

·         Bank Karman :
Kredit r/k pada BI
Debet tabungan bella

·         Bank Indonesia :
Kredit r/k bank siti
Debet r/k bank karman

Kasus 2 :
Bella ingin memberikan hadiah kepada Edward yaitu dengan mengirimkannya uang sebesar 100 juta rupiah. Lagi lagi transaksi mereka akan menggunakan proses kliring.
Bella mengirimkan uang kepada Edward sejumlah 100 juta rupiah. Bank karman akan mengirimkan Nota Kredit Keluar (NKK) kepada BI. Lalu BI mengirimkan Nota Kebet Masuk (NKM) ke bank siti. Maka setelah itu uang pada tabungan Belladi bank karman akan berkurang seiring denga bertambahnya uang pada saldo tabungan Edward.
Pencatatannya:
·         Bank Siti :
Debet r/k pada BI
Kredit Giro Edward

·         Bank Karman :
Debet tabungan Bella
Kredit r/k pada BI

·         Bank Indonesia :
Debet r/k bank karman
Kredit r/k bank siti

Dalam mekanisme kegiatan deposit bank yang terdiri dari tabungan, depsito berjangka, dan giro, ketiga komponen ini dianggap sebagai suatu kewajiban karena sesungguhnya bank memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana tersebut ke nasabahnya. Itulah kenapa rekening-rekening ini ditempatkan di sisi liability oleh bank. Bank ini juga melakukan pinbuk atau kegiatan pindah buku. Pinbuk ini sendiri dibagi menjadi dua yaitu pinbuk debet dan pinbuk kredit.
Misalnya contoh kasus pada pemindah bukuan dari saldo deposito berjangka ke rekening tabungan. Bagi rekening deposito berjangka itu adalah pinbuk debet dikarenakan dananya berkurang di debet, sementara bagi rekening tabungan itu adalah pinbuk kredit dikarenakan adanya pertambahan dana ke rekening tabungannya.

Dalam cerita transaksi kliring ini tadi telah disebutkan bahwa adanya GWM. Nah dari patokan GWM ini dikenal lah adanya kalah dan menang kliring. Kalah atau menang ini adalah kelebihan atu kekurangan jumlah giro sebuah bank yang disimpan di BI. Jumlahnya ini dihitung berdasarkan patokan jenis surat / nota kliring pada suatu bank ini jumlah akhirnya + atau – sesuai dengan peraturan bagaimana surat tersebut berpengaruh pada saldo di BI. Berikut adalah peraturan surat kliring terhadap nilai saldo di BI :


Contoh penghitungan komposisi simpanan kliring pada BI :
Misalkan bank siti memiliki nilai deposit sebesar 100 juta, maka GWM untuk bank siti adalah sebesar 8 juta, bank siti melakukan simpanan giro pada BI sejumlah 8 juta saja sesuai dengan GWM. Lalu ada  bank karman yang memiliki jumlah deposit 200 juta dan berarti jumlah GWMnya 16 juta, bank ini memilih untuk melakukan simpanan giro sebesar 20 juta pada BI, melampaui GWMnya. Berarti bank karman ini memiliki 16 juta LRR (Legal Reserve Requirement) sebagai GWM wajib  dan 4 juta ER (Excess Reserves) sebagai kelebihan simpanan yang bisa digunakan untuk berjaga-jaga. Nah suatu saat bank siti mengalami kalah kliring sebesar 2 juta, maka skemanya seperti dibawah ini.

Bank siti mengalami kalah kliring sebesar 2 juta, nah jika saldo simpanan kliringnya dijumlahkan maka hasilnya hanya 6 juta yang berarti kurang dari GWM. Untuk itu bank siti harus membayar dulu hutang simpanan gironya yg sebesar 2 juta minimal itu sampai memenuhi GWM untuk dapat melakukan transaksi giro lagi. Karena jika jumlah simpanan giro suatu bank dibawah GWM maka bank tersebut tidak akan bisa melakukan transaksi dengan menggunakan giro lagi sampai jumlah GWMnya terpenuhi. Tetapi pembayaran kekurangan ini tidak dapat dilakukan dengan langsung menyetorkan uang sejumlah 2 juta kepada bank Indonesia. Bank siti harus mencari teman bank lainnya yang memiliki ER untuk dipinjam guna menutupi kekurangan GWMnya kepada bank. Maka dalam kasus ini pergilah bank siti ke bank karman dan meminta pertolongan pinjaman ER. Nanti bank siti harus membayar cicilan + Bunga kepada bank karman. Proses ini disebur dengan Call Money yaitu dimana bank yang memiliki kekalahan kliring harus meminjam kemenangan kliring bank lain karena untuk menutupinya tidak dapat langsung menyetorkan uang ke Bank Indonesia.
Nah disinilah gunanya para pekerja pekerja di bank yang harus dapat menganalisis dengan cepat dan tepat tentang berapa jumlah simpanan giro yang harus di titipkan pada BI. Dalam prakteknya di Indonesia masih ada beberapa bank yang daya analisisnya buruk dan akhirnya bank tersebut terus –terusan mengalami kalah kliring yang menyebabkan dia harus meminjam simpanan giro terus dan sudah sampai terlalu banyak dimana bank tersebut sudah tidak mampu membayar dan kepercayaan bank lain pun sudah tidak ada untuk memberikan simpanan giro kepada bank tersebut, maka bank tersebut akan segera menghadapi likuidasi dikarenakan tingkat likuiditas perusahaannya yang buruk.


Kliring Luar Negeri
Kliring juga dapat terjadi antara dua negara. Misalnya untuk kasus dengan gambar dibawah ini.
Atun di Saudi ingin mengirimkan uang kepada Joko di Indonesia, maka Atun harus mencari bank di Saudi yang memiliki correspondent (hubungan) dengan bank di Indonesia. Ditemukanlah misalnya bank of Saudi yang memiliki correspondent dengan bank BNI. Setelah ditemukan bank ini, ada 2 cara yang dapat dilakukan, yaitu: 
  1.  Bank draft : Atun akan memberikan uang ke bank of Saudi dan mengatakan bahwa ia ingin mengirim uang ini kepada Joko di Indonesia, maka Atun akan diberikan sebuah surat yang harus dikirimkan kepada Joko, dimana dengan surat itu Joko dapat menebusnya di Bank BNI terdekat untuk mencairkan uangnya.
  2.  Payment order : disini Atun sebagai nasabah dari bank of Saudi akan mengajukan permohonan transfer, lalu bank of Saudi akan melakukan kliring dengan bank BNI dimana Joko terdaftar sebagai nasabah disana, lalu Joko akan dapat mengambil uang pemberian Atun ini di Indonesia.

TRANSFER
Transfer adalah jasa bank untuk pengiriman dana, baik itu ke sesame bank atau ke bank lain, di daerah yang sama atau dengan daerah yang berbeda atas permintaan nasabahnya. Pada transfer disini akan dijelaskan mekanisme dari dua macam transfer antar daerah.

Transfer Antar Daerah #1

Pada kasus dari gambar diatas ini adalah Atun yang merupakan nasabah dari bank BRI Jakarta ingin mengirimkan uang kepada Joko yang merupakan nasabah dari bank BPD Papua. Maka agar uang tersebut dapat sampai ke tangan Joko harus dilalui berbagai tahapan terlebih dahulu. Karena BPD Papua tidak memiliki cabang di Jakarta maka BRI mencari kota dimana disana terdapat cabang dari BPD Papua dan juga cabang dari bank BRI itu sendiri. Contohnya misalnya di kota Makassar. Untuk dapat sampai uang tersebut maka  BRI Jakarta harus mentransfer uang kepada BRI Makassar dan setelah itu BRI Makassar akan melakukan kliring dengan BPD Papua di Makassar melalui perantara BI agar dana itu bias sampai di BPD Papua cabang Makassar yang selanjutnya uang tersebut akan di transfer kepada BPD papua agar bias sampai ke tangan Joko.
Pencatatannya : 
·         Bank BRI Jakarta :
Debet tabungan atun
Kredit Rekening Antar Kantor (RAK)

·         Bank BRI Makassar :
Debet RAK
Kredit r/k pada BI

·         BPD Papua Makassar :
Debet r/k pada BI
Kredit RAK

·         BPD Papua :
Debet RAK
                    Kredit giro joko

Transfer Antar Daerah #2

                             Pada kasus dari gambar diatas ini adalah Atun yang merupakan nasabah dari bank Niaga Jakarta ingin mengirimkan uang kepada Joko yang merupakan nasabah dari bank BPD Papua. Maka agar uang tersebut dapat sampai ke tangan Joko harus dilalui berbagai tahapan terlebih dahulu. Pada kasus ini bank Niaga tidak memiliki cabang di tempat yang sama dengan BPD Papua, karena itu bank Niaga mencari bank lain yang memiliki cabang di tempat yang sama dengan BPD Papua, nah ditemukanlah bank BRI. Sebetulnya tahapannya dengan kasus sebelumnya adalah sama, hanya saja di kasus ini sebelum terjadi transfer antara bank BRI Jakarta dan BRI Makassar terjadi dulu kliring antara bank Niaga Jakarta kepada bank BRI Jakarta. Lalu yang lain berlangsung sama kemudian. Untuk pencatatannya pun sudah dapat terlihat di gambar di atas.


Kliring Luar Negeri
Kliring juga dapat terjadi antara dua negara. Misalnya untuk kasus dengan gambar dibawah ini.

Atun di Saudi ingin mengirimkan uang kepada Joko di Indonesia, maka Atun harus mencari bank di Saudi yang memiliki correspondent (hubungan) dengan bank di Indonesia. Ditemukanlah misalnya bank of Saudi yang memiliki correspondent dengan bank BNI. Setelah ditemukan bank ini, ada 2 cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1.       Bank draft : Atun akan memberikan uang ke bank of Saudi dan mengatakan bahwa ia ingin mengirim uang ini kepada Joko di Indonesia, maka Atun akan diberikan sebuah surat yang harus dikirimkan kepada Joko, dimana dengan surat itu Joko dapat menebusnya di Bank BNI terdekat untuk mencairkan uangnya.
2.       Payment order : disini Atun sebagai nasabah dari bank of Saudi akan mengajukan permohonan transfer, lalu bank of Saudi akan melakukan kliring dengan bank BNI dimana Joko terdaftar sebagai nasabah disana, lalu Joko akan dapat mengambil uang pemberian Atun ini di Indonesia.

PORTOFOLIO KEUANGAN

Portofolio keuangan ini bertugas untuk menunjukkan bagaimana neraca bank memperlihatkan posisi keuangan Bank baik dari segi sumber dana Bank ( Resource of Fund ) ataupun dari segi penggunaan dana ( Use of Fund ) . Dari sisi assets neraca Bank terdapat cash reserves yang terdiri dari kas dan rekening koran pada BI , cash reserves merupakan penentu likuidasi suatu bank , jika suatu bank mempunyai masalah terhadap cash reserves maka bank tersebut juga mempunyai ancama untuk dilikuidasi. Lalu loan atau pinjaman dari bank kepada masyarakat, ini adalah cash outflow terbesar. Dana loan ini berasal dari deposit yang merupakan kumpulan dana dari nasabah atau pihak ketiga. Dana loan harus memenuhi syarat seperti gambar dibawah ini.


Selain itu bank juga memiliki KUK (Kredit Usaha Rakyat)/ KIK  yang berjumlah seminimalnya 20% dari jumlah loan.
Dari sini dapat dijelaskan bahwa loan tentu saja melibatkan deposit dan capital, yang dengan keadaan ini bisa memungkinkan bank untuk menjadi penambah nilai modal atau money multipier sebesar 10% dan bank juga harus menerapkan prinsip kehati-hatian karena ada dana loan yang berasal dari capital. Semakin tinggi nilai deposit maka tentu nilai modal akan semakin tinggi.
Untuk securities, kepada securities di sisi asset transaksi di dalamnya itu adalah pembelian surat berharga, obligasi, dll. Intinya dia bertugas menyalurkan dana yang telah dihimpun. Sementara pada securities di sisi liabilities securitas seperti obligasi, saham, dll ini adalah yang harus dijual kepada masyarakat untuk menghimpun dana.

METODE PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN
Pada setiap akhir periode seorang nasabah pasti mendapatkan bunga dari tabungan yang dimilikinya. Bunga atau tambahan dana ini akan terakumulasi secara otomatis kedalam jumlah rekening tabungannya. Dan untuk setiap pertambahan dana yang disebabkan oleh bunga ini akan terakumulasi juga dengan dana aslinya dan menjadi saldo awal di awal bulan selanjutnya. Rumus untuk perhitungan bunga tersebut adalah :
Contoh ilustrasi adalah misalnya Atun yang memiliki rekening di bank siti dan berikut adalah :

 Metode penghitungan bunga pada bulan mei ini bisa dengan tiga cara, yaitu :
1.       Metode saldo terendah : perhitungan bunga dengan menggunakan saldo terendah selama bulan berjalan.


2.       Metode saldo rata-rata : perhitungan bunganya didasarkan pada saldo rata-rata nasabah dalam bulan berjalan. Sehingga saldo memang harus dihitung terlebih dahulu rata-rata hariannya.

3.       Metode saldo harian : disini bunga tabungan dihitung dengan menjumlahkan perhitungan bunga setiap hari.

METODE PERHITUNGAN BUNGA KREDIT
Penghitungan bunga kredit dapat dilakukan dengan 2 cara:
  • Flat (pembayaran cicilan sama per bulan): bunga flat ini kebanyakan digunakan pada hutang jangka panjang, investasi, dan leasing jangka panjang. Misalnya jika atun meminjam 10 juta ke bank dengan bunga 10% untuk tiga tahun, maka cicilan perbulan yang harus dibayarnya adalah :
  • Annuitas (pembayaran cicilan berbeda tiap bulan): bunga metode ini biasanya digunakan oleh credit card. Contohnya adalah kredit atun seperti dibawah ini:
Cara penghitungannya :


Penambahan biaya administrasi dilakukan di akhir setelah penghitungan bunga selesai.









Selasa, 05 Juni 2012

PERAN ASURANSI JIWA DWIGUNA DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI LEMBAGA KEUANGAN


Secara umum, lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana dan menyalurkan dana ke masyarakat. Lembaga keuangan sendiri dibagi lagi menjadi lembaga keuangan bank dan non bank. Dan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank adalah asuransi.
Asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usahan pertanggungan. Setiap nasabah dikenakan polis asuransi yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian dan perusahaan akan menanggung semua kerugian yang diderita oleh nasabah ketika terjadi musibah atau terkena resiko seperti yang sudah diperjanjikan. Artinya usaha asuransi merupakan kegiatan menanggung resiko yang dikaitkan dengan keuangan antar polis yang harus dibayar dan klaim yang diterimanya. Besarnya polis akan mempengaruhi klaim yang akan diterima. Perusahaan asuransi dibagi ke dalam beberapa jenis, seperti asuransi jiwa, kesehatan dan kerugian atau general. Asuransi jiwa sendiri terbagi kembali menjadi tiga jenis yaitu asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa dwiguna dan asuransi jiwa annuitas. Di sini kami akan lebih mendalami asuransi jiwa dwiguna.
Asuransi dwiguna adalah produk asuransi yang dirancang khusus untuk mengakumulasi sekaligus mengamankan kekayaan. Seperti namanya, asuransi ini memberikan dua guna, yaitu perlindungan asuransi jiwa dan tabungan. Polis asuransi dwiguna menjamin pembayaran sejumlah uang tertentu pada tanggal jatuh tempo. Jatuh tempo yang paling umum adalah 10, 15, 20 tahun atau sampai usia tertentu.
Pada asuransi dwiguna berpartisipasi (participating endowment insurance), selain menjamin akan membayar dalam jumlah tertentu, polis juga memberikan jumlah tambahan yang besarnya tidak dijamin, sesuai hasil keuntungan yang dibagikan. Jumlah yang dijamin disebut manfaat jatuh tempo (maturity benefit) dan manfaat yang tidak dijamin disebut bonus. Keduanya dibayarkan pada saat jatuh tempo. Bila tertanggung meninggal dunia pada masa asuransi, polis membayar manfaat kematian (death benefit) dan bonus, jika ada.
Polis juga dapat diuangkan di awal (ditebus) untuk mendapatkan nilai tebus yang besarnya ditentukan oleh perusahaan asuransi tergantung berapa banyak premi yang telah dibayar, dividen atau bonus yang diakumulasikan dan biaya yang dikenakan. Namun, kecuali karena keadaan darurat keuangan, Anda tidak disarankan menebus polis sebelum jatuh tempo karena akan terkena pinalti atau denda.
Polis asuransi dwiguna tidak berpartisipasi (non-participating endowment insurance) hanya memberikan manfaat kematian atau manfaat jatuh tempo sesuai nominal dalam polis, tanpa bonus apa pun.

Kegunaan
Polis asuransi dwiguna sebenarnya lebih merupakan tabungan daripada asuransi. Polis ini adalah program menabung untuk tujuan tertentu dan melindungi program tersebut dari situasi buruk pembayar premi. Pembayar premi hidup atau meninggal, sehat atau sakit parah, program menabung tetap berjalan sesuai rencana. Banyak orang menggunakan asuransi jiwa dwiguna untuk mendanai kebutuhan keuangan masa depan, seperti pendidikan anak atau pensiun.
Meskipun preminya yang jauh lebih mahal daripada asuransi whole life, asuransi dwiguna dapat menjadi solusi bagi yang tidak memiliki disiplin menabung dan berinvestasi secara teratur. Polis ini baik bagi kalangan muda karena menyediakan kesempatan untuk melindungi dari risiko dan memberikan kebebasan finansial di hari tua.

Kelemahan atau keunggulan
Kelemahan sekaligus keunggulan asuransi dwiguna adalah uang yang disetorkan “terkunci” dan tidak bisa memindahkan tabungan ke instrumen lain yang lebih menguntungkan jika kondisi pasar sedang bagus (seperti pada asuransi unit link). Namun, di sisi lain, karena terkunci maka akan lebih disiplin dalam menggunakan uang sesuai rencana yang telah ditetapkan. Jaminan pembayaran dalam jumlah dan waktu tertentu juga melindungi nasabah bila kondisi pasar memburuk (seperti pada saat krisis moneter, di mana polis dwiguna bernominal dollar memberikan keuntungan luar biasa dari depresiasi rupiah).
Asuransi ini memiliki kaitan dengan efisiensi lembaga keuangan. Sebelumnya mari kita review apa itu efisiensi lembaga keuangan.
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau menggunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Permono dan Darmawan, 2000; 2) .
Efisiensi juga bisa diartikan sebagai rasio antara output dengan input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu (1) apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, (2) input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama, dan (3) dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi. (Ghofur dalam Atmawardhana, 2006; 40) .
Tobin menyebutkan ada empat faktor yang menyebabkan efisiensi dalam lembaga keuangan. Faktor utama adalah efisiensi karena arbitrase informasi, kedua efisiensi karena ketepatan penilaian asset-asetnya, ketiga adalah efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi resiko yang muncul, dan yang keempat adalah efisiensi fungsional, yaitu berkaitan dengan administrasi dan mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan. Termasuk didalam efisiensi fungsional ini adalah risk pooling, general insurance, administrasi, dan mobilisasi dana masyarakat. (Atmawardhana, 2006; 41).
Pemakaian konsep effisiensi biasanya digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas dari suatu lembaga keuangan. Penerapan pengukuran tingkat effisiensi yang saat ini paling sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan maupun lembaga keuangan adalah metode DEA (Data Envelopment Analysis). Keterbatasan yang terdapat dalam DEA adalah konsep efisiensi relativenya, definisi efisiensi relative yang digunakan oleh DEA berdasarkan pada:
  1. Efisiensi dalam arti luas (Koopmans Definitions): efisiensi penuh (100%) dicapai oleh DMU (decision making unit) apabila dan hanya bila tidak ada ouput atau input yang bisa ditambah atau dikurangi tanpa memperburuk input atau output yang lain. Namun dalam banyak aplikasi ilmu social maupun manajemen, nilai efisiensi tidak bisa diketahui secara teoritis. Karena itu konsep efisiensi yang digunakan adalah,
  2. Efisiensi relative: sebuah DMU mendapatkan nilai efisiensi 100% berdasarkan bukti yang tersedia bila dan hanya bila performa dari DMU-DMU lain tidak menunjukkan ouput atau input yang bisa ditambah atau dikurangi tanpa memperburuk input atau output yang lain. 

Bank sebaiknya memiliki anak perusahaan yang berupa lembaga pembiayaan lainnya seperti misalkan leasing, agency, dan asuransi. Hal ini bertujuan agar sirkulasi pendanaan yang terjadi di Bank bisa terus berjalan lancar dan saling melengkapi. Sehingga apabila suatu saat terjadi permasalahan kolektibilitas dana, seperti misalkan nasabah yang meminjam uang di bank dan meninggal sebelum cicilan lunas, bank tidak akan mengalami kerugian karena sisa cicilan nasabah tersebut sudah digantirugi oleh pihak asuransi dari pinjaman yang diasuransikan.
Sementara bila sewaktu-waktu pihak asuransi membutuhkan dana bisa dibantu oleh bank. Sehingga tingkat efisiensi antara lembaga keuangan bisa tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara bank dan pihak asuransi.



Sumber:
http://solusiasuransi.com/asuransi-jiwa-dwiguna-tabungan-yang-dijamin-dan -diproteksi-asuransi/wds

Senin, 04 Juni 2012

BUNGA DEPOSIT DAN METODE PERHITUNGANNYA

Dalam menghimpun dana, ada tiga cara yang bisa dilakukan oleh bank, yaitu melalui deposit, securities dan capital. Sementara untuk deposit sendiri dibagi menjadi tiga jenis yang terdiri atas saving deposit (tabungan), time deposit (deposito), dan demand deposit (giro). Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai bagaimana proses dalam penghitungan bunganya.

Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu yang dimana penyetoran maupun penarikannya dapat dilakukan kapan saja. Tabungan merupakan sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek.  
Bunga tabungan diberikan bank agar dana yang tersimpan di tabungan dapat berkembang, sehingga nasabah semakin rajin menabung. Bunga tabungan biasanya dihitung tiap akhir bulan dari saldo rata­rata harian pada bulan tersebut. Bunga tabungan bisa diberikan secara single rate. Artinya, berapa pun jumlah uang Anda di tabungan bunganya tetap sama. Bisa juga diberikan secara bertingkat. Artinya pada jumlah saldo yang berbeda, bunga yang diberikan tidak sama. Biasanya, semakin banyak saldo yang mengendap bunga yang diberikan semakin tinggi. Suku bunga tabungan dapat berubah sewaktuwaktu,karena itu suku bunga ini disebut suku bunga mengambang atau floating rate. Beberapa bank menetapkan suku bunga tabungan tetap untuk jangka waktu tertentu (fixed rate). Dan biasanya bunga tabungan yang diperoleh akan dikenakan pajak sesuai ketentuan berlaku.
Secara umum dalam menghitung bunga tabungan terdiri atas tiga macam metode. Untuk lebih jelasnya akan dibahas masing-masing metode dengan menggunakan kasus yang sama.
Berikut ini adalah transaksi rekening tabungan Tuan Andi untuk bulan Oktober tahun 2005 dengan suku bunga 12% dan pajak 15%. 

a.      Metode Saldo Terendah. Dalam metode ini, perhitungan bunga menggunakan saldo terendah selama bulan berjalan. Adapun rumus dalam menghitungnya adalah sebagai berikut:

 
b.      Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Rata-rata Pada metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Sehingga kita harus menghitung terlebih dahulu saldo rata-rata hariannya.
 
Sehingga apabila sudah diperoleh besarnya saldo harian rata-ratanya, bisa dilakukan penghitungan bunga yang diperoleh seperti berikut ini:


c.      Metode Perhitungan Bunga Berdasarkan Saldo Harian Pada metode ini bunga dihitung dari saldo harian. Bunga tabungan dalam bulan berjalan dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya. 
Sehingga dengan menggunakan metode rata-rata harian, jumlah bunga yang diperoleh adalah sebesar Rp 12.000,1.

Giro
Seorang nasabah giro yang mempunyai saldo kredit selama masa perhitungan bunga akan diberikan  jasa giro. Jasa giro merupakan  beban bunga bank yang harus dibayar kepada nasabah. Metode perhitungan  jasa giro  ada 3 macam ; metode saldo harian, metode  saldo terendah, metode rata-rata. Adapun dasar perhitungan:  

                              Nominal  X IR X  Jumlah hari
                                    365

Berikut ini adalah rekening koran dalam kasus menghitung bunga giro.


a.      Saldo Harian
Dari rekening koran di atas untuk perhitungan jasa giro dengan menggunakan saldo menurun adalah sebagai berikut. Dasar Perhitungan/Rumus :

Nominal  X IR X  Jumlah hari
365
 
b.      Saldo terendah
Cara perhitungan dengan saldo terendah adalah diambil  dari saldo yang terendah dalam  bulan yang bersangkutan. Pada contoh rekening koran diatas  saldo yang terendah adalah Rp. 2.000.000,- sehingga jasa giro yang dibayar adalah  sebagai berikut :                             

 
c.      Saldo rata-rata
Cara perhitungannya adalah: saldo harian dijumlahkan kemudian  dibagi dengan jumalah hari, hasilnya merupakan nominal/saldo yang  dipakai sebagai dasar perhitungn jasa giro. Perhitungan  jasa giro dari Rekening Koran Tuan Priambodo pada bulan  Agustus 2001  di atas sebagai berikut :
 
Dari ketiga cara penentuan tarif jasa giro (bunga giro), kita bisa membandingkan, manakah diantara metode penentuan tarif jasa giro yang paling menguntungkan nasabah, dan manakah, tariff jasa giro yang menguntungkan pihak bank. Tentunya dalam hal ini tariff jasa giro yang menghasilkan bunga giro paling tinggilah yang akan menguntungkan nasabah, dan tariff jasa giro yang menghasilkan bunga giro paling rendahlah yang akan menguntungkan pihak bank. Kalau tarif jasa giro itu menghasilkan bunga giro tinggi, itu biasanya dihindari oleh pihak bank, karena pihak bank akan menanggung beban bunga untuk giro nasabahnya semakin besar.

Deposito
Deposito berjangka (time deposit) adalah simpanan berjangka yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu berakhir. Deposito berjangka ini terbagi berdasarkan jangka waktunya dan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Deposito berjangka 1 bulan
b. Deposito berjangka 3 bulan
c. Deposito berjangka 6 bulan
d. Deposito berjangka 12 bulan
Cara penghitungan bunga deposito berjangka :

BUNGA = Nominal x tingkat bunga x hari bunga
365                 
Contoh kasus :
Agusmembuka deposito berjangka 1 bulan, pada juni 2011 selama 30 hari sebesar 20 juta dengan suku bunga 5,75% per tahun. Berapa bunga yang diterima Agus?
*deposito berjangka yang jumlahnya diatas 7,5 juta terkena pajak sebesar 20%


Jawab :
BUNGA = 20.000.000 x  0,0575 x 30 hari
                                    365
            = 94.520 (sebelum pajak)
            = 75.616 (laba bersih setelah pajak)

Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa yang dikeluarkan oleh dengan izin Bank Indonesia sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau dipindah tangankan. Sertifikat deposito bank dapat menentukan sendiri tingkat bunga atau diskonto sertifikat  deposito yang diterbitkannya.

Cara penghitungan bunga sertifikat deposito :
Pada sertifikat deposito, bunga tidak dihitung di akhir periode, tetapi mengurangi harga awal pembelian sertifikat, dengan rumus :

            P          = Pokokx 365
                          Rate x hari + 365

            P          : nilai yang harus dibayar
            Pokok   : nilai nominal sertifikat deposito

Contoh kasus :
Anang ingin membeli sebuah sertifikat deposito bernilai 5 juta rupiah dengan jangka waktu 30 hari dan suku bunga 5,75% per tahun. Berapa jumlah uang yang harus Anang keluarkan untuk dapat memiliki sertifikat tersebut?

Nilai yang dibayar       =   Rp. 5.000.000 x 365
                                          5,75% x 30 + 365
                                    =    Rp. 4.976.481,014

Diskonto (Bunga)        =  Rp. 5.000.000 – Rp. 4.976.481,014
                                    =   Rp. 23.518,986

Perbedaan antara deposito berjangka dengan sertifikat deposito adalah sbb:
1.      Deposito berjangka hanya dapat dicairkan atas nama pemegang sedangkan sertifikat deposito dapat dicairkan atas unjuk oleh siapapun.
2.      Deposito Berjangka tidak dapat diperjual belikan sedangkan sertifikat deposito dapat ddiperjual belikan.
3.      Deposito berjangka tidak dapat dipindahtangankan sedangkan sertifikat deposito dapat dipindahtangankan .
4.      Bunga deposito berjangka diterima tiap akhir bulan sedangkan bunga sertifikat deposito diterima dimuka.
5.      Deposito berjangka dapat dibuka dalam mata uang asing disamping mata uang rupiah, sedangkan sertifikat deposito berjangka hanya dapat diberikan dalam mata uang rupiah.
6.      Jumlah nominal minimum deposito berjangka adalah Rp. 1.000.000,- sedangkan jumlah nominal setiap lembar sertifikat deposito adalah Rp. 5.000.000,-

DEPOSITO ON CALL adalah simpanan tetap berada di bank, selama deposan tidak membutuhkannya. Deposito ini agak berbeda dengan deposito berjangka. Apabila deposan akan menarik simpanan depositonya, terlebih dahulu memberitahukan kepada Bank. Pemberitahuan penarikan deposito sesuai dengan perjanjian antara deposan dengan bank.

DEPOSITO AUTOMATIC ROLL OVER adalah deposito yang jika sudah jatuh tempo tetapi deposito tersebut oleh nasabah yang bersangkutan belum dicairkan maka secara otomatis bunganya akan diperhitungkan.

Sumber:

Tugas ini dikerjakan bersama Eka Agustianingsih dan Ananggadipa Abhimantra

Selasa, 29 Mei 2012

Perkembangan Tingkat Suku Bunga Giro Periode 2002-2011

Giro (demand deposit) merupakan simpanan pada bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran yang lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan. Suku bunga giro adalah suku bunga yang diperoleh oleh seorang nasabah yang memiliki rekening giro karena transaksi yang dilakukannya.
Berikut ini adalah data mengenai bagaimana besarnya tingkat suku bunga giro pada tahun 2002-2011 dengan menggunakan empat kelompok bank sebagai pembandingnya, yaitu BUMN (Bank Usaha Milik Negara), BUSN (Bank Usaha Swasta Nasional), BPD (Bank Pembangunan Daerah) dan Joint Venture (Bank Campuran) yang dinyatakan dalam persen.

Tabel 1. Data Tingkat Suku Bunga Giro



Grafik 1. Tingkat Suku Bunga Giro


Bila melihat grafik yang ada, secara keseluruhan tingkat suku bunga yang terjadi pada giro tidak melebihi angka 5% per tahunnya. Hal ini relatif kecil dibandingkan dengan tingkat suku bunga tabungan yang lebih besar yaitu berkisar antara 3-9%. Hal ini disebabkan karena dana yang tersimpan di bank biasanya dalam tempo yang lebih singkat dibandingkan dengan tempo menabung seorang nasabah.
Selain itu juga mengingat bahwa giro hanya digunakan untuk tujuan transaksi, sehingga bunga yang diberikan pun lebih kecil dari bunga tabungan agar dana yang terhimpun dari masyarakat tersebut tidak mengendap terlalu lama, agar perputaran uangnya bisa lebih cepat sehingga bisa disalurkan kepada masyarakat minus (yang membutuhkan dana). Sehingga bisa disimpulkan bahwa semakin rendah tingkat bunga giro, menunjukkan bahwa semakin cepat perputaran dana yang dihimpun dari giro.

Grafik 2. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Giro


Ketika tahun 2005, terjadi peningkatan tingkat suku bunga yang relatif lebih tinggi dibandingkan pada tahun-tahun lainnya. Hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut, Indonesia mengalami inflasi yang tertinggi pasca reformasi yaitu berada pada tingkat 17% ke atas. Kenaikan inflasi inilah yang berbanding lurus dengan kenaikan tingkat suku bunga giro. Inflasi ditandai dengan semakin banyaknya jumlah uang beredar di masyarakat dan menurunnya nilai rupiah. Sehingga Bank Indonesia melakukan kebijakan untuk menaikkan suku bunga giro agar banyak masyarakat yang menyalurkan dananya juga ke bank untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
Secara keseluruhan tingkat bunga yang terendah terjadi pada kelompok bank Joint Venture (bank campuran). Pada bank campuran penghimpunan dana masyarakat memang hanya dilakukan melalui deposito dan giro, sehingga mungkin inilah yang menyebabkan tingkat suku bunga giro pada bank campuran lebih kecil dibandingkan dengan kelompok bank lainnya. Adapun tujuan rendahnya tingkat bunga ini adalah agar perputaran uang yang terjadi di bank campuran bisa lebih cepat dan agar dana yang terhimpun melalui giro ini bisa segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana, seperti yang dijelaskan di atas.
Pada tahun 2008, pada kelompok bank Joint Venture mengalami kenaikan tingkat suku bunga giro yang sangat tinggi, hal ini merupakan imbas dari terjadinya krisis Eropa karena bank Joint Venture merupakan campuran antara bank asing dan bank lokal. Sehingga dengan adanya krisis Eropa menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat bunga giro pada kelompok bank ini.
Faktor bunga bisa menjadi pelumas dalam pergerakan ekonomi nasional. Walaupun dana yang ada di masyarakat banyak, namun nilai riilnya turun sehingga hal ini menyebabkan kreditur bank semakin “miskin” karena nilai kekayaannya yang malah berkurang di bank. Misalnya apabila bunga giro berada di bawah inflasi hal ini menunjukkan bahwa daya beli atau nilai dari simpanan tersebut malah semakin turun. inflasi hal ini menunjukkan bahwa daya beli atau nilai dari simpanan tersebut malah semakin turun. 
Tugas Kelompok bersama Ananggadipa Abhimantra dan Eka Agustianingsih