Judul : Analisis Distribusi
dalam Pembentukan Harga Komoditas Cabai dan Implikasinya Terhadap Inflasi
Nama Pengarang : Nugroho
Joko Prastowo, Tri Yanuarti, Yoni Depari
Tahun :
2008
Tema :
Pembentukan Harga Komoditas Cabai
LATAR BELAKANG MASALAH
- Fenomena
Komoditas cabai di Indonesia setiap tahunnya mengalami
pergerakan harga naik dan turun yang begitu fluktuatif. Apalagi pada
musim-musim tertentu seperti mendekati hari-hari besar keagamaan dan saat
perubahan iklim pancaroba. Harganya bisa melambung sangat tinggi bahkan
melebihi 100%. Seperti contohnya pada fenomena mendekati Hari Raya Idul Adha
kemarin, dimana harga cabai mencapai Rp 40.000/kg setelah sebelumnya harga
cabai hanya berkisar antara Rp 20.000/kg.
- Riset terdahulu
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik berikut
ini adalah tabel bagaimana rata‐rata
harga cabai pada berbagai tingkatan rantai pemasaran selama 3 tahun terakhir,
2007-2009 (dalam Rp)
- Motivasi Penelitian
Adapun motivasi penelitian ini bertujuan untuk menelaah peran
distribusi dalam pembentukan harga komoditas.
METODOLOGI
- Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder dimana data
tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang sudah ada dilengkapi dengan data
yang diperoleh dari instansi pemerintahan seperti data BPS (Badan Pusat
Statistik).
- Variabel
Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah harga cabai
merah di tingkat eceran, pasokan cabai, permintaan cabai, harga BBM yang
mencakup biaya transportasi, dan variable gangguan distribusi yaitu factor cuaca
dan bencana alam.
- Model Penelitian
Guna mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam
penelitian adalah:
a. Metode deskriptif untuk memberikan
gambaran secara jelas mengenai karakteristik dari komoditas cabai tersebut,
seperti pola produksi dan konsumsi, pola distribusi, tata niaga dan mekanisme
pembentukan harganya.
b. Metode kuantitatif dengan menggunakan
persamaan ekonometrik untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan harga dan menganalisis dampak distribusi terhadap pembentukan harga
komoditas cabai.
c. Metode survei yang ditujukan untuk
memperoleh informasi tambahan mengenai mekanisme distribusi dan pembentukan
harga komoditas, dan sekaligus ditujukan untuk mengkonfirmasi kesimpulan hasil
analisis kuantitatif yang menggunakan data sekunder.
HASIL DAN ANALISIS
PENELITIAN
Persamaan
pembentukan harga untuk komoditas cabe merah lebih sederhana karena nyaris
tidak ada kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi harga cabe
merah sehingga lebih mengandalkan variabel produksi dan distribusi. Persamaan pembentukan
harga cabe merah di tingkat pengecer adalah sebagai berikut:
PCt
= τ0 + τ1 PCt-1 + τ2 Q’Ct + τ3 POt + τ4 DDISt + εct ...........................
(8)
di mana PC
merupakan harga cabe merah di tingkat eceran, Q’C merupakan selisih (gap) antara
pasokan dan permintaan cabe merah, PO adalah harga BBM sebagai proksi dari biaya
tansportasi, dan DDIS merupakan variabel dummy gangguan distribusi yang disebabkan
oleh faktor cuaca dan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Estimasi dilakukan
menggunakan data bulanan dengan periode tahun 2003-2006 sesuai dengan ketersediaan
data.
Berdasarkan
hasil estimasi dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa performa komoditas
cabai masih bisa dikatakan bagus. Walaupun pembentukan harga cabe masih
bersifat adaptif, namun persistensi harga cabe merah cenderung rendah. Untuk
itu harga cabe merah lebih bergejolak (volatile) karena lebih sering
mengalami penurunan persistensi. Sementara itu, pengaruh distribusi dalam
pembentukan harga cabe merah cukup signifikan misalnya gangguan iklim yang
berdampak kerusakan lahan perkebunan cabai. Sehingga bisa menyebabkan penurunan
produksi. Bisa juga disebabkan karena kerusakan jalan sehingga menghambat
pendistribusian cabai.
Cabe merah yang
bersifat perishable (mudah
rusak/busuk) dan transaksinya yang bersifat lintas wilayah akan semakin
peka terhadap variabel distribusi dan menjadi komoditas penyumbang inflasi jika
terjadi shock distribusi. Karena salah satu penyumbang inflasi terbesar
adalah dari volatile foods (komoditas pangan) yaitu sebesar 27,2%. Yang hal ini
disebabkan oleh adanya sifat perishable tersebut.
KESIMPULAN
Secara umum,
faktor distribusi yang berpengaruh terhadap pembentukan harga komoditas dapat
meliputi: biaya transportasi, gangguan distribusi, rantai distribusi, dan marjin
keuntungan di setiap rantai distribusi. Hasil estimasi pembentukan harga komoditas
utama penyumbang inflasi kelompok volatile foods mengindikasikan bahwa semakin
cepat rusak/busuk (perishable) suatu komoditas tingkat fluktuasi
harganya semakin tinggi dan ini terjadi pada komoditas cabai yang memiliki
sifat perishable yang cukup peka.
Tugas ini dikerjakan bersama Eka Agustianingsih
0 comments:
Posting Komentar